
Penelitian yang dipimpin oleh Universitas Cambridge mencoba menjelaskan mengapa 5% anak-anak sekolah menderita gangguan perilaku (conduct disorder), suatu kondisi psikiatris yang ditandai dengan sifat agresif dan anti-sosial. Penelitian ini telah diterbitkan pada the American Journal of Psychiatry.
Para peneliti mengamati 63 remaja laki-laki dengan usia rata-rata 18 tahun dan memiliki gangguan perilaku. Beberapa di antaranya mengalami masalah pada usia dini dan beberapa menampilkan perilaku anti sosial di masa remaja.
Mereka kemudian dibandingkan dengan kelompok pria dewasa berusia 27 tahun dengan latar belakang yang sama.
Scan otak menunjukkan bahwa dua daerah secara signifikan terlihat lebih kecil pada remaja yang menderita gangguan perilaku, termasuk mereka yang mulai berperilaku buruk ketika mereka remaja.
Kedua daerah ini yaitu amygdala dan insula, berkontribusi terhadap persepsi emosional, empati, dan kemampuan untuk mengetahui ketika orang lain sedang dalam keadaan tertekan.
Kondisi ini dapat berkembang pada anak-anak yang masih tergolong muda, atau remaja. Mereka yang mengidap hal tersebut memiliki resiko masalah mental, penggunaan obat-obat terlarang, dan perilaku kriminal yang lebih besar.
0 komentar:
Posting Komentar